Dalam sebuah perusahaan, proses coaching merupakan tahap yang perlu dilalui oleh semua yang terlibat baik pengusaha hingga para karyawannya. Coaching di dalam organisasi bertujuan mengembangkan potensi diri serta mengatasi hambatan yang dialami karyawan selama bekerja. Namun, seperti apakah proses dari pelatihan ini?
Kunci Mengembangkan Coaching yang Efektif
Coaching yang tadinya dianggap sebagai pelengkap dalam proses pemberdayaan tim, sekarang justru menjadi bagian fundamental dalam menjalankan sebuah perusahaan. Zaman yang semakin maju membuat para pemimpin menyadari berharganya proses ini. Melatih serta mengembangkan diri dapat menjadi langkah penting untuk kemajuan bersama.
Namun, seperti apakah coaching yang dianggap efektif? Terlebih dengan waktu yang cukup terbatas. Untuk itulah perlu memberikan informasi nyata kepada para pelatih tentang apa tindakan spesifik yang ingin dilatih.
Coaching efektif berfokus tentang bagaimana individu belajar melalui cara yang membuatnya memungkinkannya untuk terus berkembang sesudah pelatihan. Bertanya lebih diutamakan dari memberitahu, sehingga individu terbiasa berpikir kritis serta menemukan jawabannya sendiri.
Proses Coaching
Dalam coaching, terdapat proses yang harus dilalui sehingga dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Melalui beberapa tahapan, baik coach (pelatih) maupun yang mendapatkan pelatihan akan bekerjasama dalam proses seperti berikut:
1. Membangun Hubungan
Sebelum memulai sebuah proses, terlebih dahulu diperlukan adanya hubungan yang terjalin baik antar semua pihak yang terlibat. Belajar akan lebih mudah bersama orang yang dipercayai. Pelatih perlu berperan efektif dalam membuat batasan serta membangun kepercayaan. Tujuan pembelajaran didiskusikan bersama beserta pengembangan yang diharapkan.
Manusia merupakan individu yang unik dan berbeda, baik pelatih maupun peserta perlu menjalin relasi yang hangat dan saling bertoleransi. Tujuan yang sudah dibuat akan di break down menjadi beberapa rencana tindakan. Kedua pihak bersama-sama menindaklanjuti janji serta kesepakatan yang sudah dibuat.
2. Memberikan Penilaian
Tahap dalam proses coaching dilanjutkan dengan proses penilaian. Bukan menilai hasil, melainkan membantu peserta dalam menemukan kesadaran diri serta wawasan. Pelatih akan memberikan feedback (umpan balik) serta membantu mengklarifikasi apa perilaku yang hendak diubah dan mana yang ingin dikembangkan.
Penilaian ini lebih berfokus dengan kesenjangan antara kinerja sekarang vs kinerja yang diharapkan, perkataan vs tindakan, kemudian niat vs dampaknya. Dari perbandingan ini terlihat bahwa individu dibandingkan dengan dirinya sendiri di periode sebelumnya. Bukan dibandingkan dengan orang lain.
3. Mengenal Pemikiran Serta Asumsi
Pemikiran (mindset) seringkali menjadi musuh utama yang menghambat seseorang. Oleh sebab itulah pelatih bertugas menantang bagaimana proses berpikir peserta. Akan ada pertanyaan terbuka, merancang diskusi untuk menemukan solusi alternatif, hingga belajar mengambil risiko yang masih wajar.
4. Memberikan Dukungan Serta Dorongan
Pelatih merupakan mitra belajar dari peserta. Dalam proses coaching, tentu peserta membutuhkan adanya dukungan yang cukup sehingga dapat lebih bersemangat dalam menjalankannya. Perspektif individu yang berbeda-beda dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih untuk menggali dan menantangnya.
Pelatih akan mendengarkan secara cermat, terbuka dengan perbedaan perspektif tanpa sikap menghakimi. Peserta didorong untuk mulai membuat kemajuan berdasarkan tujuan yang diharapkan, dan tidak segan mengakui keberhasilan peserta. Setiap kemajuan membutuhkan usaha, sehingga hal ini patut diapresiasi.
5. Mengevaluasi Hasil
Setelah melalui berbagai proses, diperlukan evaluasi untuk melihat bagaimana perkembangan peserta. Tentunya dengan tetap berfokus pada tujuan semula. Pelatih membuat identifikasi perilaku peserta selama menjalankan pelatihannya. Ukuran keberhasilan yang dibuat bersama akan dimintai pertanggungjawabannya.
Demikian pembahasan tentang proses coaching. Semua ini tentunya membutuhkan kerjasama antar dua pihak. Pembinaan yang efektif dibutuhkan semua pelaku usaha. Baik pemilik usaha maupun karyawannya, sehingga dapat mengenal perilaku yang ingin diubah serta mengembangkan potensi yang sudah dimiliki.